日本での幸せライフレシピ
Setsubun
(節分)
Setsubun adalah hari sebelum dimulainya musim semi di Jepang. Setsubun yang berarti “pembagi musim” (Musim Dingin yang sebelumnya dengan Musim Semi). Kegiatan ini diadakan setiap tanggal 3 Februari yang merupakan bagian dari festival musim semi (春祭 – haru matsuri). Ketika Setsubun tiba, orang Jepang biasanya mengadakan ritual untuk mengusir roh jahat, dengan harapan bahwa nasib buruk akan menjauhkan mereka dan keberuntungan akan datang untuk tahun berikutnya. Ritual ini mereka sebut mamemaki (豆撒き) artinya menebar kacang buncis. Awalnya setsubun berasal dari Cina dengan nama tsuina (追儺) dan berhasil ditransmisikan ke Jepang pada abad ke-8.
Sejarah Setsubun
Pada zaman dahulu, perayaan setsubun merupakan perayaan tahunan di istana kaisar. Menurut buku Engishiki, berbagai macam boneka tanah liat berwarna dipajang di berbagai gerbang di halaman istana. Boneka-boneka itu berbentuk seperti anak-anak dan sapi. Tradisi mengusir Oni pada hari setsubun konon berakar pada upacara Tsuina yang dikenal sejak zaman Heian. Upacara Tsuina berasal dari daratan Cina dan dilakukan pada hari terakhir tahun ini menurut kalender Cina. Dahulu, perayaan setsubun tidak hanya dilakukan sebelum musim semi, tetapi juga pada musim-musim lainnya seperti musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Di antara 4 perayaan setsubun, saat ini yang tersisa hanyalah perayaan setsubun untuk menyambut datangnya musim semi. Mungkin alasannya, pergantian musim dingin ke musim semi adalah hal yang paling menarik perhatian semua orang daripada pergantian musim semi ke musim panas, dari musim panas ke musim gugur dan seterusnya. Selain itu, satu hari sebelum memasuki musim semi merupakan titik awal dari sistem penanggalan yang menyebutkan 24 posisi matahari, dalam satu tahun. Setiap posisi matahari diberi nama yang melambangkan fenomena alam dan musim.
Di zaman modern, tradisi kuno setsubun telah menghilang, digantikan oleh tradisi melempar kacang dan memegang kepala sarden yang ditusuk dengan dahan pohon hiiragi di pintu masuk sebuah rumah saat senja di hari setsubun. Orang-orang di beberapa daerah Jepang menggantung kepala sarden dan cabang pohon hiiragi di atas pintu mereka. Tradisi ini dilakukan untuk menangkal oni yang diyakini lahir pada Hari Setsubun.
Tradisi Yang dilakukan saat Hari Setsubun
- Melempar kacang-kacangan
Kacang yang sudah disangrai matang dilempar-lemparkan ke arah pemeran “oni” (hantu). Tradisi melempar kacang merupakan simbol keinginan untuk bebas dari penyakit dan selalu sehat sepanjang tahun. Oni yang terkena kacang diyakini akan lari kesakitan. Kacang tanah dilambangkan sebagai pembersih rumah dari roh jahat yang membawa kesialan dan bencana. Sebagai pembawa keberuntungan, biasanya kacang akan dimakan sesuai dengan jumlah usia orang yang memakannya. Di beberapa daerah juga berlaku tradisi menambahkan satu buah kacang lagi selain sejumlah usia untuk dimakan sebagai harapan keberuntungan di tahun yang akan datang.
- Makan Sushi
Di daerah Kansai ada tradisi makan sushi yang disebut ehōmaki (sejenis futomaki yang tidak dipotong). Menurut kepercayaannya Sushi dimakan tanpa henti sambil menghadap ke arah mata angin dimana dewa keberuntungan berada selama setahun. Sushi dipegang dengan kedua belah tangan dan orang yang sedang makan dilarang berbicara sampai sushi habis dimakan.